Makanan Khas Pasuruan Ragam Cita Rasa Otentik dari Kota Santri

Makanan Khas Pasuruan Ragam Cita Rasa Otentik dari Kota Santri

Pasuruan, sebuah kota di pesisir utara Jawa Timur, dikenal sebagai daerah yang kaya akan warisan budaya dan religi. Di balik nuansa religiusnya, kota ini menyimpan kekayaan kuliner yang unik, berakar dari budaya agraris, pesisir, dan pengaruh kolonial. Berikut ini adalah deretan makanan khas Pasuruan yang tidak hanya memanjakan lidah, tapi juga memiliki nilai sejarah dan kearifan lokal.


✦ Asal-Usul:

Rawon adalah sup daging khas Jawa Timur berbasis kluwek. Di Pasuruan, varian “Rawon Setan” muncul di sekitar pasar tradisional Kota Pasuruan dan dikenal sejak era 1980-an. Disebut “setan” karena bukanya malam hari dan rasa pedasnya yang “membakar”.

✦ Ciri Khas:

  • Kuah hitam pekat dari kluwek (Pangium edule)

  • Daging sapi tebal, direbus lama hingga empuk

  • Tambahan telur asin, sambal cabai rawit ulek, kerupuk udang

    ✦ Rasa:

    Gurih, pedas, dan kaya rempah seperti lengkuas, serai, dan daun jeruk.

    ✦ Lokasi Terkenal:

    • Rawon Setan Mbak Zana, Jl. Sultan Agung – buka hingga dini hari

    • Warung Rawon Pak Djari, dekat Alun-alun Pasuruan


      ✦ Asal-Usul:

      “Nasi punel” berasal dari kata punel dalam bahasa Jawa yang berarti lembut namun padat. Menu ini mulai terkenal dari kawasan Bugul Kidul sejak tahun 1970-an.

      ✦ Isi & Penyajian:

      • Nasi pulen bertekstur gempal

      • Daging ragi manis (semacam abon basah dari daging)

      • Serundeng kelapa parut

      • Tempe goreng kering

      • Sayur nangka muda

      • Sambal tomat segar

      • Disajikan di atas daun pisang

        ✦ Rasa:

        Manis, gurih, dengan tekstur kontras dari keringan dan sayur.

        ✦ Tempat Favorit:

        • Warung Nasi Punel Bu Sainem, Bugul – buka pagi sampai siang

        • Depot Bu Tinuk, Bangil – terkenal dengan tambahan paru goreng


          ✦ Asal-Usul:

          Kupang adalah sejenis kerang kecil dari laut, banyak ditemukan di pesisir Kraton, Pasuruan. Kupang Kraton sudah menjadi hidangan masyarakat pesisir sejak zaman kerajaan di masa Majapahit.

          ✦ Penyajian:

          • Kupang direbus, disiram petis hitam

          • Lontong sebagai karbohidrat utama

          • Lentho (gorengan singkong + kacang tolo)

          • Siraman kuah bawang putih rebus

          • Taburan bawang goreng, sambal

            ✦ Rasa:

            Perpaduan gurih asin dari kupang dan pekatnya petis, diselingi tekstur lembut lontong dan renyah lentho.

            ✦ Tempat Legendaris:

            • Kupang Kraton Bu Har, di Jalan Raya Kraton

            • Warung Kupang Pak Kaji, depan Pasar Kraton


              ✦ Sejarah:

              Sate ini berasal dari kata komoh, yaitu bumbu rempah tumis khas Jawa Timur. Merupakan sajian kerajaan Mataram pada abad ke-17, kini menjadi sajian khas hajatan dan hari besar di Pasuruan.

              ✦ Bahan & Penyajian:

              • Daging sapi (kadang daging kerbau)

              • Daging dibumbui kunyit, ketumbar, kemiri, bawang merah, dan santan

              • Dibakar perlahan lalu disiram bumbu komoh kental

              • Disajikan dengan nasi atau lontong

                ✦ Rasa:

                Rempah-rempah mendominasi, gurih, sedikit manis, aroma asap khas bakaran.

                ✦ Lokasi Populer:

                • Sate Komoh Mbok Nah, Pasar Gadingrejo

                • Sate Komoh Pak Gimo, Bangil


                  ✦ Asal-Usul:

                  Botok merupakan teknik masak tradisional Jawa: bahan dibungkus daun pisang lalu dikukus. Botok tawon memanfaatkan larva dan sarang lebah muda, makanan ini dulunya hanya disajikan saat panen madu.

                  ✦ Komposisi:

                  • Larva lebah (tawon) + potongan sarang madu muda

                  • Parutan kelapa

                  • Bumbu halus: bawang, kemiri, cabai, daun salam, serai

                  • Dibungkus daun pisang dan dikukus

                    ✦ Rasa:

                    Gurih berlemak, tekstur lembut dari larva, dan sedikit manis dari madu tersisa.

                    ✦ Penjual Tradisional:

                    • Pasar Pajaran, Rejoso, banyak penjual botok saat musim panen madu

                    • Warung botok musiman di Pasar Gondangwetan


                      ✦ Asal-Usul:

                      Terinspirasi dari lontong balap Surabaya, namun dikembangkan oleh pedagang di Bangil sejak awal abad ke-20 dengan ciri khas kuah lebih ringan dan aroma segar.

                      ✦ Komposisi:

                      • Lontong, tauge rebus, tahu goreng, lentho

                      • Disiram kuah kaldu sayur

                      • Petis udang, bawang goreng, sambal

                        ✦ Rasa:

                        Ringan, segar, tidak terlalu manis. Ideal sebagai makanan siang.

                        ✦ Lokasi:

                        • Lontong Balap Pak Marjo, Jl. Kartini, Bangil

                        • Warung-warung kaki lima di sekitar Pasar Bangil


                          ✦ Sejarah:

                          Tape singkong khas Bangil sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Daerah Bangil terkenal karena suhu lingkungan dan mikroba alami yang ideal untuk fermentasi tape.

                          ✦ Ciri Khas:

                          • Terbuat dari singkong rebus difermentasi 2-3 hari

                          • Tekstur lembut, kadang cair karena kadar gula tinggi

                          • Dikemas dalam daun pisang atau plastik

                            ✦ Rasa:

                            Manis legit, sedikit asam, dan aroma alkohol alami dari fermentasi.

                            ✦ Sentra Tape:

                            • Kampung Tape di Desa Gempeng, Bangil

                            • Tape Bangil Pak Oskar, oleh-oleh khas Pasuruan


                              ✦ Asal-Usul:

                              Kentang dari dataran tinggi Tosari (lereng Bromo) diolah masyarakat lokal sebagai keripik sejak 1990-an sebagai camilan dan oleh-oleh wisatawan.

                              ✦ Varian:

                              • Original asin

                              • Pedas manis

                              • Balado, keju, dan BBQ

                                ✦ Rasa:

                                Renyah, gurih, tidak berminyak. Cocok disantap saat cuaca dingin.

                                ✦ Lokasi Penjualan:


                                Kesimpulan

                                Kuliner khas Pasuruan mencerminkan perpaduan budaya pesisir, agraris, dan Jawa klasik, yang menghasilkan makanan dengan cita rasa kaya dan bervariasi. Dari Rawon Setan yang berani rempah, hingga botok tawon yang unik, semuanya menyimpan cerita panjang tentang tradisi dan kreativitas masyarakat Pasuruan.

                                Jika Anda berkunjung ke Pasuruan, jangan hanya mengagumi keindahan alam dan sejarahnya, tapi juga nikmati kulinernya yang penuh rasa dan cerita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *